Senin, 12 Desember 2011

Akuturasi Budaya Lokal,Hindu-Buddha, dan Islam

MAKALAH SEJARAH TENTANG AKULTURASI TRADISI LOKAL, HINDU-BUDDHA, DAN ISLAM








Nama : Roni Syahroni
Kelas : XI IPS
SMA YADIKA KEDAWUNG CIREBON




KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menuntaskan tugas dan kewjiban kami dengan sebaik mungkain.
Makalah ini yang berjudul “Akulturasi Tradisi Lokal, Hindu-Buddha, dan Islam di Indonesia”.
Bertujuan untuk memberikan pengertian tentang Akulturasi di Indonesia.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya.
Adanya saran dan kritik yang membangun, sangatlah kammi harapkan.

Cirebon, Desember 2011
Penulis








i


DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………… i
Dftar Isi ……………………………………………………. ii
BAB I
Pendahuluan ……………………………………………………. 2
Latar Belakang Makalah ………………………………………….. 2
Tujuan penulisan ………………………………………….. 2
BAB II
Pembahasan Akulturasi …………………………………………… 3
BAB III Penutup
Kesimpulan …………………………………………………….
Saran …………………………………………………….






ii




BAB I
A. Latar Belakang Masalah
Bicara masalah Tradisi Islam, adalah pendatang baru dimana sebelumnya telah ada system keyakinan, kepercayaan yang di anut masyarakat, misalkan Hindu-Buddha. Oleh sebab itu saya membuat makalah ini untuk menjelaskan lebih rinci tentang bagaimana agama Islam dan Hindu-Buddha bias berpadu.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana perpaduan antara Tradisi Loakal, Hindu_Buddha dan Islam di Indonesia itu bias terjadi.
C. Tujuan Penulisan
Selain saya merasa terpanggil untuk menuangkan pemikiran saya, pembuatan makalah ini juga berdasarkan salah satu tugas yang diberikan oleh guru sejarah kami, Ibu euis.









2




Akulturasi

Akulturasi adalah Proses percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan memengaruhi atau proses masuknya pengaruh kebudayaan asing ke dalam suatu masyarakat secara selektif sedikit atau banyak unsur kebudayaan asing tersebut sebagian berusaha untuk menolaknya.
Sebelum datangnya pengaruh Hindu-Buddha dan Islam, masyarakt Indonesia telah mengenal kehidupan religius yang dijadikan pedoman untuk bersikap dan berperilaku dalam kehidupannya. Tradisi kehidupan religius ini semula bentuknya masih sangat sederhana (sebelum pengaruh Hindu-Buddha merupakan tradisi lokal) sehingga ketika penaruh Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, tradisi-tradisi lokal ini tidak musnah melainkan justru makin berkembang.
Demikian juga ketika pengaruh Islam masuk juga ikut mewarnai kehidupan tradisi-tradisi yang ada di Indonesia. Dengan demikian dari masa Purba sampai dengan masuknya pengaruh Islam, kehidupan tradisi-tradisi tersebut masig tetap berlangsung dan mendapat tempat sendiri-sendiri di kalangan masyarakat sesuai dengan kondisi daerah dan tingkat kepercayaan masyarakat yang bersangkutan.
Di pulau Jawa, percampuran kepercayaan lokal, Hindu, Buddha, dan Islam telah melahirkan Kejawen (Islam Kejawen). Para penganutnya mengaku dan merasa sebagai orang Islam dan melaksanakan hukum Islam. Akan tetapi, mereka juga melaksanakan praktik ibadah kepercayaan lokal dan Hindu-Buddha, misalnya berziarah ke makam wali/ulama besar untuk meminta berkah, menyediakan sesaji untuk nenek moyang pada hari-hapi tertentu, bertapa, dan lain-lain. Acara tradisi seperti Labuhan di Pelabuhan Ratu (Jawa Barat), Parangtritis (Yogyakarta), dan upacara Kirab Pusaka Keraton Surakarta pada malam 1 Sura adalah contoh nyata praktik upacara kepercayaan yang merupakan percampuran kepercayaan lokal, Hindu-Buddha, dan Islam.
Pada masuk dan berkembangnya agama Hindu, Buddha dan Islam terjadi proses interaksi dengan tradisi lokal yang ada. Kepercayaan yang berkembang pada zamam kerajaan-kerajaan Hindu, seperti menyembah para dewa. Dalam perkembangan selanjutnya, setelah kerajaan-kerajaan Islam muncul, pengaruh Hindu terlihat dalam kehidupan masyarakat yang sudah memeluk agama Islam. Raja dianggap sebagai tokoh yang sangat dihormati, dipuja, dan dikeramatkan.Budaya Islam Indonesia telah dipengaruhi berbagai aspek kehidupan bangsa Indonesia. Namun dalam perkembangannya, pola dasar kebudayaan setempat yang tradisional masih tetap kuat, sehingga terdapat suatu bentuk perpaduan seni tradisional (asli) Indonesia dengan budaya Islam. Perpaduan kebudayaan itu disebut dengan Akulturasi kebudayaan. Akulturasi tersebut dapat dilihat dari berbagai bidang berikut ini.
1. Seni Arsitektur Masjid
Masjid-masjid tua di Indonesia beratap tumpang. Atap tumpang biasanya digunakan pada bangunan pura di Bali, berbentuk Meru. Ada juga yang berbentuk kubah melengkung setengah lingkaran. Berikut ini adalah peninggalan-peninggalan sejarah berupa masjida.
a. Masjid Demak
Masjid ini didirikan oleh Walisanga dengan empat buah saka guru di bagian tengah.
b. b. Masjid Kudus Masjid ini mempunyai menara masjid yg menyerupai candi Hindu.
c. Masjid Banten
Masjid ini beratap tumpang dengan lima susun. Atapnya yang lebih rendah mengembang lebar, yang meliputi serambi-serambi di sisi utara dan selatan yang menaungi makam-makam para pemimpin agama dan anggota keluarga para penguasa terdahulu.
d. Masjid Baiturrahman Aceh
Masjid ini pada abad ke-20 diperbesar dan ditambah empat kubah dan dua menara.
e. Masjid Raya Medan
Masjid ini bergaya bangunan mengikuti gaya bangunan India, Timur Tengah, dan Barat seperti tertihat pada kubah-kubah, konstruksi jendela-jendela, pintu gerbang, dan menara.
2. Keraton merupakan tempat menjalankan roda pemerintahan kerajaan. Berikut ini peninggalan sejarah berupa keraton.
a. Keraton Kesultanan di Yogyakarta,
b. Keraton Kasunanan di Surakarta,
c, Keraton Kasepuhan di Cirebon,d. Keraton Kanoman di Cirebon.
2. Nisan/MakamNisan adalah tonggak pendek yang ditanam di atas makam seseorang. Berikut peninhalan sejarah berupah nisan/makam.
a. Makam Sultan Malikush Saleh di Aceh,
b. Makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik,
c. Komplek makam raja-raja Mataram di Imogiri, Yogyakarta,
d. Komplek makam raja-raja Gowa di Sulawesi Selatan.
4. Kaligrafi
Kaligrafi adalah seni menulis yang indah dengan rangkain huruf Arab sesuai dengan ya diinginkan. Seni kaligrafi ini dijadikan motif hiasan di masjid ataupun di makam orang Islam.
5. Karya Sastra
Karya Sastra peninggalan sejarah bercorak Islam terdiri atas hikayat, babad, syair, dan suluk.
a. Hikayat adalah karya sastra yang berisi suatu cerita sejarah maupun cerita fiktif. Contohnya adalah.
1. Hikayat Hang Tuah berisi kisah kepahlawanan Laksamana Hang Tuah dari Malaka,
2. Hikayat Pasai berisi kisah raja-raja di Samudera Pasai.
b. Babad
Babad adalah riyawat campuran antara sejarah, mitos, dan kepercayaan. Karya Sastra Babad antra lain:
1. Babad Cirebon, berisi asal usul Kesultanan Cirebon.
2. Babad Tanah Jawi, berisi kisah raja-raja di Jawa.
3. Babad Giyanti, kisah pembagian Mataram menjadi dua, yaitu Surakarta dan Yogyakarta.
c. Syair
Syair adalah bentuk puisi lama dalam kesusastraan Melayu yang terdiri atas empat baris dalam satu bait, tiap baris berisi empat kata, kecuali jika baris tersebut menggunakan kata tugas dan penghubung, dan bepola a a a a, tidak memakai sampiran dan umumnya berisi cerita. Contohnya: syair Abdul Muluk dan Gurindam Dua Belas.
d. Suluk
Suluk adalah ajaran falsafah untuk mencari hubungan dan persatuan manusia dengan Tuhan. Contohnya: Suluk Sukarsa Wijil, Suluk Sumirang.










BAB III
1. Kesimpulan
Secara umum Islam di terima dengan baik di berbagai tempat
2. Saran
Makalah yang telah saya selesaikan untuk memenuhi salah satu tugas dalam pembelajaran sejarah. Saya merasa makalaha ini masih jauh dari kesempurna. Maka saya dari itu, mengharapkan saran dari para pembaca untuk menyempurnakan makalah yang saya buat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar